Gotong Royong Modern: 9 Desa di Tanggamus Patungan Rp450 Juta Demi Buka Jalan Isolasi 50 KM TANGGAMUS, TIMES AKURAT NEWS – Sembilan desa (pekon) di wilayah selatan Kecamatan Pematangsawa, Kabupaten Tanggamus, mengambil langkah bersejarah untuk mengakhiri isolasi wilayah mereka. Melalui sebuah skema gotong royong modern, masyarakat secara swadaya berhasil mengumpulkan dana Rp450 juta untuk memulai pembukaan badan jalan baru sepanjang 50 kilometer yang akan menghubungkan Pekon Way Nipa hingga Pekon Tampang Tua. Mimpi lama yang selalu kandas di Musrenbang ini akhirnya mendapat lampu hijau dan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggamus. Kesepakatan krusial ini dicapai dalam rapat koordinasi yang dipimpin Asisten II Setdakab Tanggamus, Hendra Wijaya Mega, di Ruang Rapat Utama Setdakab, Jumat (3/10/2025). Model kerja samanya jelas: sembilan pekon yang tergabung dalam Badan Kerja Sama Antar Desa (BKAD) menanggung biaya operasional dan bahan bakar dari dana patungan Rp450 juta, sementara Pemkab Tanggamus mengerahkan dua unit alat berat untuk menerobos medan yang sulit. "Kepala pekon sudah bisa langsung action membuka badan jalan. Semangat ini luar biasa," ujar Hendra Wijaya Mega. "Apalagi jalur ini berada di bibir pantai yang sangat potensial untuk membuka akses pariwisata dan pembangunan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T)." Bagi masyarakat setempat, jalan ini bukan sekadar infrastruktur, melainkan urat nadi kehidupan. Dandim 0424/Tanggamus, Letkol Inf Dwi Djunaidi Mulyono, menyoroti dampak kemanusiaan dari proyek ini. "Kalau jalan ini terbuka, ibu hamil tidak perlu lagi melahirkan dengan risiko harus menyeberang laut. Akses pendidikan, ekonomi, dan kesehatan warga akan meningkat drastis," tegas Dandim dalam rapat tersebut. Tekad baja masyarakat juga tercermin dari permintaan Ketua APDESI Kecamatan Pematangsawa, Aprial. "Harapan kami, jangan kurang dari dua alat berat. Lokasi yang akan dibuka ini benar-benar dibutuhkan masyarakat. Jangan sampai terkendala hanya karena minim peralatan," ungkapnya. Inisiatif masyarakat ini mendapat dukungan penuh dari berbagai instansi. Pihak Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) memastikan jalur yang akan dibuka tidak bersinggungan dengan kawasan hutan konservasi. Sementara itu, Kejaksaan Negeri Tanggamus, melalui Kasi Datun Tri Nurandi Sinaga, memberikan rambu-rambu hukum agar proyek yang menggunakan dana desa dan bantuan pemerintah ini berjalan akuntabel. "Tujuan utamanya adalah kesejahteraan masyarakat. Harus dipastikan tidak ada perbuatan melawan hukum, baik fiktif maupun penyalahgunaan anggaran," tegas Tri Nurandi. Menurut Camat Pematangsawa, Syarifuddin Sarip, tanah untuk trase jalan sepanjang 50 kilometer tersebut bahkan telah dihibahkan oleh warga. "Seluruh masyarakat sudah bermufakat. Bahkan di Pekon Way Nipa, warga sudah mulai bekerja membuka badan jalan lebih dari 100 meter," katanya. Sekretaris Daerah Tanggamus, Suaidi, yang mengikuti rapat secara daring, menargetkan badan jalan ini sudah sepenuhnya terbuka pada awal tahun 2025. "Soal pengerasan atau pengaspalan bisa kita pikirkan kemudian dengan dukungan pemerintah pusat. Yang jelas, langkah awal dari masyarakat ini sangat penting dan harus kita dukung penuh," pungkas Suaidi.(*)
Gotong Royong Modern: 9 Desa di Tanggamus Patungan Rp450 Juta Demi Buka Jalan Isolasi 50 KM TANGGAMUS, TIMES AKURAT NEWS – Sembilan desa (pekon) di wilayah selatan Kecamatan Pematangsawa, Kabupaten Tanggamus, mengambil langkah bersejarah untuk mengakhiri isolasi wilayah mereka. Melalui sebuah skema gotong royong modern, masyarakat secara swadaya berhasil mengumpulkan dana Rp450 juta untuk memulai pembukaan badan jalan baru sepanjang 50 kilometer yang akan menghubungkan Pekon Way Nipa hingga Pekon Tampang Tua. Mimpi lama yang selalu kandas di Musrenbang ini akhirnya mendapat lampu hijau dan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggamus. Kesepakatan krusial ini dicapai dalam rapat koordinasi yang dipimpin Asisten II Setdakab Tanggamus, Hendra Wijaya Mega, di Ruang Rapat Utama Setdakab, Jumat (3/10/2025). Model kerja samanya jelas: sembilan pekon yang tergabung dalam Badan Kerja Sama Antar Desa (BKAD) menanggung biaya operasional dan bahan bakar dari dana patungan Rp450 juta, sementara Pemkab Tanggamus mengerahkan dua unit alat berat untuk menerobos medan yang sulit. "Kepala pekon sudah bisa langsung action membuka badan jalan. Semangat ini luar biasa," ujar Hendra Wijaya Mega. "Apalagi jalur ini berada di bibir pantai yang sangat potensial untuk membuka akses pariwisata dan pembangunan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T)." Bagi masyarakat setempat, jalan ini bukan sekadar infrastruktur, melainkan urat nadi kehidupan. Dandim 0424/Tanggamus, Letkol Inf Dwi Djunaidi Mulyono, menyoroti dampak kemanusiaan dari proyek ini. "Kalau jalan ini terbuka, ibu hamil tidak perlu lagi melahirkan dengan risiko harus menyeberang laut. Akses pendidikan, ekonomi, dan kesehatan warga akan meningkat drastis," tegas Dandim dalam rapat tersebut. Tekad baja masyarakat juga tercermin dari permintaan Ketua APDESI Kecamatan Pematangsawa, Aprial. "Harapan kami, jangan kurang dari dua alat berat. Lokasi yang akan dibuka ini benar-benar dibutuhkan masyarakat. Jangan sampai terkendala hanya karena minim peralatan," ungkapnya. Inisiatif masyarakat ini mendapat dukungan penuh dari berbagai instansi. Pihak Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) memastikan jalur yang akan dibuka tidak bersinggungan dengan kawasan hutan konservasi. Sementara itu, Kejaksaan Negeri Tanggamus, melalui Kasi Datun Tri Nurandi Sinaga, memberikan rambu-rambu hukum agar proyek yang menggunakan dana desa dan bantuan pemerintah ini berjalan akuntabel. "Tujuan utamanya adalah kesejahteraan masyarakat. Harus dipastikan tidak ada perbuatan melawan hukum, baik fiktif maupun penyalahgunaan anggaran," tegas Tri Nurandi. Menurut Camat Pematangsawa, Syarifuddin Sarip, tanah untuk trase jalan sepanjang 50 kilometer tersebut bahkan telah dihibahkan oleh warga. "Seluruh masyarakat sudah bermufakat. Bahkan di Pekon Way Nipa, warga sudah mulai bekerja membuka badan jalan lebih dari 100 meter," katanya. Sekretaris Daerah Tanggamus, Suaidi, yang mengikuti rapat secara daring, menargetkan badan jalan ini sudah sepenuhnya terbuka pada awal tahun 2025. "Soal pengerasan atau pengaspalan bisa kita pikirkan kemudian dengan dukungan pemerintah pusat. Yang jelas, langkah awal dari masyarakat ini sangat penting dan harus kita dukung penuh," pungkas Suaidi.(*)